BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
UGM
merupakan Universitas tertua di Indonesia. Mahasiswa UGM terdiri atas
WNI dan warga negara asing (dari berbagai belahan dunia). UGM juga
merupakan salah satu Univesitas terbesar dan terbaik di Indonesia,
sehingga tidak heran UGM sangat berprestasi baik di dalam negri maupun
di luar negri.
Melalui
pengenalan sekilas tentang UGM ketika melakukan kegiatan widya wisata
langsung di UGM menimbulkan rasa keinginan penulis untuk mengetahui
bagaimana sebenarnya UGM itu.
Nama
UGM diambil dari nama seorang patih kerajaan Majapahit yang sangat
terkenal dan dapat membawa Majapahit ke masa puncak kejayaannya,
sehingga muncul pertanyaan apakah UGM juga bisa seperti patih kerajaan
Majapahit tersebut ?.
Berdasarkan uraian di atas maka kami mengambil judul “ UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) sebagai Universitas terbaik di Indonesia ” , sehingga perlu adanya evaluasi serta pengkajian lebih lanjut lagi terhadap UGM sebagai Universitas terbaik di Indonesia.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan Karya tulis ini yang berjudul “UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM) sebagai salah satu Universitas terbaik di Indonesia” ini adalah:
a. Pembaca mendapatkan kegiatan positif sebagai usaha untuk meningkatkan penalaran.
b. Pembaca mendapatkan pengetahuan praktis.
c. Pembaca dapat mengaplikasikan pengetahuan teoritis terhadap pengetahuan praktis.
d. Pembaca (khususnya bagi siswa SMA) termotivasi untuk melanjutkan study ke jenjang perguruan tinggi.
e. Pembaca termotivasi untuk memperdalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
f. Pembaca dapat berlatih dalam kegiatan pengumpulan data secara benar dan akurat dalam menyelesaikan karya tulis.
g. Pembaca dapat menjadikan penelitian sebagai pengetahuan dan pengalaman berkarya.
C. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam
penulisan karya tulis ini kami melakukan penelitian langsung ke objek
penelitian yakni UGM. Dari obyek penelitian tersebut penulis dapat
menyimpulkan keterangan – keterangan yang telah diberikan oleh pemandu
guna melengkapi dan menyempurnakan data dalam karya tulis yang penulis
buat.
D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan menjadi pokok pembahasan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana Peran dan Cita-Cita Universitas Gadjah Mada dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi ?
b. Bagaimana Upaya yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada dalam menghadapi tantangan pendidikan yang ada ?
c. Apa saja prestasi – prestasi UGM ?
E. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Penulis
mengumpulkan data yang dilakukan secara langsung terhadap obyek yang
diteliti sebagai narasumber dalam pembuatan karya tulis ini.
2. Interview
Penulis melakukan tanya jawab dengan pemandu untuk Memperoleh
keterangan – keterangan dan data – data serta saran – saran yang jelas
dan lengkap sebagai penyempurnaan dalam pembuatan karya tulis ini.
3. Kajian pustaka
Penulis
mengumpulkan data dengan berpedoman kepada buku – buku serta situs di
internet guna menyempurnakan pembuatan karya tulis ini.
F. Sistematika Penulis
Agar
dalam karya tulis ini tidak terlalu sulit untuk memahaminya, maka kita
dapat memperhatikan sistematika penyusunan karya tulis ini sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Tujuan Penulis
C. Ruang lingkup penelitian
D. Rumusan Masalah
E. Metode Pengumpulan Data
F. Sistematika Penulis
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Sekilas Tentang UGM
B. Sejarah berdirinya UGM
1. Pembentukan
2. Perkembangan
C. Tujuan dirikannya UGM
D. Fakultas – fakultas di UGM
BAB III : PEMBAHASAN
A. Peranan dan Cita-Cita Universitas Gadjah Mada dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi
B. Upaya yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada dalam menghadapi tantangan pendidikan yang ada
C. Prestasi – prestasi UGM
BAB IV :PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Foto/Bukti Riil
2. Autobiografi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Sekilas Tentang Universitas Gadjah Mada
Universitas Gadjah Mada (bahasa Inggris: Gadjah Mada University) merupakan universitas negeri tertua di Indonesia, terletak di Yogyakarta. Didirikan pada 19 Desember 1949, Gadjah Mada merupakan universitas pertama yang didirikan setelah Indonesia merdeka.
Pada saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas,
sekarang memiliki 18 Fakultas dan satu Sekolah Pascasarjana (dahulu
bernama Program Pascasarjana), dan lebih dari 100 Program Studi untuk
S-2,S-3, dan Spesialis. Universitas Gadjah Mada berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta.
Sebagian besar fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada
terdiri atas beberapa jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan
Universitas Gadjah Mada dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang terdiri atas Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat.
B. Sejarah berdirinya Universitas Gadjah Mada
1. Pembentukan
Ditilik
dari sejarahnya, Universitas Gadjah Mada merupakan penggabungan dan
pendirian kembali dari berbagai balai pendidikan, sekolah tinggi,
perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, Klaten dan Surakarta.
Nama
Gadjah Mada berawal dari dibentuknya Balai Perguruan Tinggi Gadjah Mada
yang terdiri dari Fakultas Hukum dan Fakultas Kesusasteraan. Pendirian
diumumkan di Gedung KNI Malioboro pada tanggal 3 Maret 1946 oleh Mr. Boediarto, Ir. Marsito, Prof. Dr. Prijono, Mr. Soenario, Dr. Soleiman, Dr. Buntaran dan Dr. Soeharto.
Sejak 4 Januari 1946 Soekarno dan Hatta memindahkan ibukota Republik Indonesia ke Yogyakarta. Dengan maraknya pertempuran antara pejuang kemerdekaan dan Sekutu serta NICA di Jakarta dan Bandung, maka Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung ikut pindah ke Yogyakarta. Pada tanggal 17 Februari 1946, Sekolah Tinggi Teknik (STT) Bandung dihidupkan kembali di Yogyakarta dengan para pengajarnya antara lain Prof. Ir. Rooseno dan Prof. Ir. Wreksodhiningrat.
Lembaga
pendidikan lain yang berdiri pada waktu yang hampir bersamaan adalah
Perguruan Tinggi Kedokteran (berdiri 5 Maret 1946), Sekolah Tinggi
Kedokteran Hewan (berdiri 20 September 1946), Sekolah Tinggi Farmasi
(berdiri 27 September 1946), dan Perguruan Tinggi Pertanian (berdiri 27
September 1946) yang kesemuanya berada di Klaten, sekitar 20 kilometer dari Yogyakarta.
Institut Pasteur di Bandung sejak 1 September 1945, turut pula dipindahkan ke Klaten dengan laboratorium di Rumah Sakit Tegalyoso. Salah seorang yang berperan dalam pemindahan ini adalah Prof. Dr. M. Sardjito
yang kelak menjadi Rektor Universitas Gadjah Mada yang pertama.
Kehidupan kampus di Klaten semakin ramai dengan berdirinya Fakultas
Kedokteran Gigi pada awal 1948.
Pada
awal Mei 1948, Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan
mendirikan Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta atas usul Kementerian
Dalam Negeri untuk mendidik calon-calon pegawai Departemen Dalam Negeri,
Departemen Luar Negeri dan Departemen Penerangan. Akademi ini awalnya
dipimpin oleh Prof. Djokosoetono, S.H. Sayangnya akademi ini tidak
berumur panjang, setelah pemberontakan PKI Madiun
meletus, September 1948, akademi ini ditinggalkan para mahasiswanya
yang ikut menumpas pemberontakan sehingga akademi ini ditutup.
Selanjutnya pada 1 November 1948 didirikan Balai Pendidikan Ahli Hukum di Surakarta,
sebagai hasil kerja sama Kementerian Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan dengan Kementerian Kehakiman. Bersamaan dengan itu Panitia
Pendirian Perguruan Tinggi Swasta di Surakarta, yaitu Drs. Notonagoro,
S.H., Koesoemadi, S.H. dan Hardjono, S.H. di Surakarta merencanakan
mendirikan Sekolah Tinggi Hukum Negeri. Demi efisiensi, Panitia
mengusulkan penggabungan Balai Pendidikan Ahli Hukum ke dalam Sekolah
Tinggi Hukum Negeri yang akhirnya disetujui dan disahkan oleh Peraturan
Pemerintah No. 73 tahun 1948.
Serangan Belanda ke ibukota Republik Indonesia di Yogyakarta dalam rangka Agresi Militer Belanda II
melumpuhkan semua kegiatan belajar mengajar di Yogyakarta, Klaten dan
Surakarta dan semua perguruan tinggi tersebut terpaksa ditutup dan para
mahasiswa ikut berjuang.
Setelah
serangan Belanda, wilayah Republik Indonesia menjadi semakin sempit.
Pada tanggal 20 Mei 1949, diadakan rapat Panitia Perguruan Tinggi, di
Pendopo Kepatihan Yogyakarta yang dipimpin oleh Prof. Dr. Soetopo,
dengan anggota rapat antara lain, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Dr. M. Sardjito, Prof. Dr. Prijono,
Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Ir. Harjono, Prof. Sugardo dan Slamet
Soetikno, S.H. Salah satu hasil rapat adalah pendirian perguruan
kembali di wilayah republik yang masih tersisa, yaitu Yogyakarta.
Disepakati Prof. Ir. Wreksodhiningrat, Prof. Dr. Prijono, Prof. Ir. Harjono dan Prof. Dr. M. Sardjito
akan berusaha keras mewujudkannya. Kesulitan utama saat itu adalah
tidak adanya ruangan untuk kuliah. Namun Sri Sultan Hamengkubuwono IX
bersedia meminjamkan ruangan keraton dan beberapa gedung di sekitarnya.
Tanggal 1 November 1949,
di Kompleks Peguruan Tinggi Kadipaten, Yogyakarta, berdiri kembali
Fakultas Kedokteran Gigi dan Farmasi, Fakultas Pertanian dan Fakultas
Kedokteran. Pembukaan ketiga fakultas ini dihadiri oleh Presiden Soekarno.
Pada upacara pembukaan diadakan sebuah renungan bagi para dosen dan
mahasiswa yang telah gugur dalam peperangan melawan Belanda, yaitu:
Prof. Dr. Abdulrahman Saleh, Ir. Notokoesoemo, Roewito, Asmono, Hardjito dan Wurjanto.
Tanggal 2 November 1949,
Fakultas Teknik, Akademi Ilmu Politik serta Fakultas Hukum dan Fakultas
Kesusasteraan yang berada di bawah naungan Yayasan Balai Perguruan
Tinggi Gadjah Mada ikut diresmikan.
Tanggal 3 Desember 1949
dibuka Fakultas Hukum di Yogyakarta dengan pimpinan Prof. Drs.
Notonagoro, S.H.. Fakultas ini merupakan pindahan Sekolah Tinggi Hukum
Negeri Solo.
Akhirnya tanggal 19 Desember 1949,
lahirlah Universitas Gadjah Mada dengan enam fakultas. Menurut
Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, keenam fakultas tersebut adalah:
1. Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu Pasti);
2. Fakultas
Kedokteran, yang di dalamnya termasuk bagian Farmasi, bagian Kedokteran
Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu Hayat;
3. Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan Kehutanan;
4. Fakultas Kedokteran Hewan;
5. Fakultas
Hukum, yang di dalamnya termasuk Akademi Keahlian Hukum, Keahlian
Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu Politik dan Akademi Pendidikan Guru
Bagian Tatanegara, Ekonomi dan Sosiologi;
6. Fakultas Sastra dan Filsafat, yang di dalamnya termasuk Akademi Pendidikan Guru bagian Sastra.
Sebagai Rektor yang pertama (Presiden) ditetapkan Prof. Dr. M. Sardjito. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan Dewan Kurator UGM. Dewan Kurator UGM terdiri dari Ketua Kehormatan Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, seorang wakil ketua dan anggota.
2. Perkembangan
Tahun 1952
Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi
sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP). Pada
bulan September 1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.
· Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
· Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
· Fakultas
Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas,
yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.
· Fakultas
Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu:
Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakulas
Filsafat.
· Tingkat
pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian
Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.
· Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
· Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Pada tahun 1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi.
Pada tahun 1962
Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan
menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada
Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah
Raga (STO).
Untuk
memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua Fakultas, didirikan
pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi
Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas
Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan.
Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara
Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas
gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus 1967
Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro
Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas Filsafat
sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.
Pada tahun 1963
Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas
Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas
Teknologi Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas
Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.
Jurusan Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8 Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi.
Pada tahun 1969
Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan
peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Semenjak tahun 1983
Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana, dua
Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non
Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor).
Awal tahun 1992
terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah
menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi
diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi
diintegrasikan ke Fakultas Teknik
C. Tujuan didirikannya UGM
a. Visi
Menjadi
universitas riset kelas dunia yang unggul, mandiri, bermartabat, dan
dengan dijiwai Pancasila mengabdi kepada kepentingan dan kemakmuran
bangsa.
b. Misi
Misi Umum :
ü Melaksanakan pembelajaran dan pengabdian berbasis riset.
Misi Khusus :
ü Meningkatkan
kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
berkelas dunia, beridentitas kerakyatan serta membangun sosio-budaya
Indonesia
ü Menuntaskan transisi UGM menjadi universitas yang mandiri dan mempunyai tata kelola yang baik (Good University Governance).
Untuk
mempercepat pencapaian tujuan universitas, penataan dan pengembangan
infrastruktur fisik di lingkungan kampus UGM diarahkan pada prinsip
perwujudan kampus “educopolis”. Prinsip ini tertuang dalam Rencana Induk
Pengembangan Kampus yang mengamanatkan sebuah lingkungan yang kondusif
untuk proses pembelajaran dalam konteks pengembangan kolaborasi
multidisiplin dan tanggap terhadap isu ekologis. Untuk mewujudkan kampus
educopolis, saat ini berbagai program sedang dan telah dilaksanakan,
antara lain adalah :
1. Pengurangan polusi dan emisi gas buang kendaraan bermotor.
2. Pengembangan pedestrian.
- Pembatasan kendaraan bermotor masuk kampus.
- Pembangunan asrama baru di lingkungan kampus.
- Pengembangan kantong parkir.
- Pengembangan sistem transportasi kampus yang terintegrasi dengan sistem transportasi daerah.
- Penanaman pohon-pohon penghijauan.
- Pengadaan sepeda kampus.
- Relokasi pedagang kaki lima ke tempat-tempat khusus.
- Pengelolaan sampah.
Dengan
program-program tersebut, diharapkan pada tahun 2015 dapat tercipta
kampus UGM yang makin nyaman dan aman sepenuhnya sehingga dapat tercipta
proses pembelajaran yang makin ideal secara berkelanjutan. Sebagai
calon pemimpin bangsa di masa mendatang, mahasiswa UGM angkatan
2012/2013 dirancang sebagai penerus mahasiswa angkatan 2011/2012 untuk
menggerakkan, melaksanakan, dan menjaga implementasi Kampus Educopolis.
Dengan tetap menjamin mobilitas di dalam kampus lancar, aman, dan sehat,
mahasiswa angkatan 2012/2013 diwajibkan untuk tidak membawa kendaraan
bermotor di dalam kampus UGM. Kampus UGM ditata terus menjadi kampus
yang sehat, aman, dan indah, seperti halnya kampus-kampus terbaik di
negara-negara maju.
D. Fakultas – fakultas di UGM
Berikut
ini adalah fakultas-fakultas dan jurusan-jurusan yang ada di UGM.
Jurusan adalah level terendah dari struktur organisasi. Di bawah
jurusan, terdapat program-program studi dalam berbagai jenjang.
- Fakultas Biologi
- Fakultas Ekonomika dan Bisnis
- Jurusan Ilmu Ekonomi
- Jurusan Manajemen
- Jurusan Akuntansi
- Fakultas Farmasi
- Fakultas Filsafat
- Fakultas Geografi
- Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan
- Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh
- Jurusan Pembangunan Wilayah
- Fakultas Hukum
- Fakultas Ilmu Budaya
- Jurusan Antropologi
- Jurusan Arkeologi
- Jurusan Sastra Asia Barat
- Jurusan Ilmu Sejarah
- Jurusan Sastra Indonesia
- Jurusan Sastra Inggris
- Jurusan Sastra Jepang
- Jurusan Bahasa Korea
- Jurusan Sastra Nusantara
- Jurusan Sastra Prancis
- Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
- Jurusan Politik dan Pemerintahan(sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Ilmu Pemerintahan)
- Jurusan Hubungan Internasional
- Jurusan Manajemen & Kebijakan Publik (sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Ilmu Administrasi Negara)
- Jurusan Komunikasi
- Jurusan Sosiologi
- Jurusan Pembangunan Sosiak & Kesejahteraan (sebelum tahun 2010 bernama Jurusan Sosiatri)
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Kedokteran Gigi
- Fakultas Kedokteran Hewan
- Fakultas Kehutanan
- Jurusan Manajemen Hutan
- Jurusan Budidaya Hutan
- Jurusan Teknologi Hasil Hutan
- Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan
- Fakultas MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam)
- Jurusan Fisika
- Jurusan Kimia
- Jurusan Matematika
- Jurusan Ilmu Komputer dan Elektronika
- Fakultas Pertanian
- Jurusan Budidaya Pertanian
- Jurusan Perlindungan Tanaman
- Jurusan Tanah
- Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
- Jurusan Mikrobiologi Pertanian
- Jurusan Perikanan
- Fakultas Peternakan
- Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak
- Jurusan Produksi Ternak
- Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan
- Jurusan Teknologi Hasil Ternak
- Fakultas Psikologi
- Fakultas Teknik
- Jurusan Arsitektur
- Jurusan Teknik Fisika
- Jurusan Perencanaan Wilayah dan Tata Kota
- Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi
- Jurusan Teknik Geologi
- Jurusan Teknik Geodesi Geomatika
- Jurusan Teknik Mesin
- Jurusan Teknik Industri
- Jurusan Teknik Kimia
- Jurusan Teknik Sipil
- Fakultas Teknologi Pertanian
- Jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian
- Jurusan Teknik Pertanian
- Jurusan Teknologi Industri Pertanian
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peranan dan Cita-Cita Universitas Gadjah Mada dalam Menghadapi Tantangan Pendidikan di Era Globalisasi.
Universitas
Gadjah Mada resmi didirikan pada tanggal 19 Desember 1949 dan merupakan
Universitas yang bersifat nasional. Selain itu Universitas Gadjah Mada
juga berperan sebagai pengemban Pancasila dan Universitas pembina di
Indonesia.
Pada
saat didirikan, Universitas Gadjah Mada hanya memiliki enam fakultas,
sekarang memiliki 18 Fakultas dan satu program Pascasarjana (S-2 dan
S-3). Universitas Gadjah Mada termasuk universitas yang tertua di
Indonesia, berlokasi di Kampus Bulaksumur Yogyakarta. Sebagian besar
fakultas dalam lingkungan Universitas Gadjah Mada terdiri atas beberapa
jurusan/bagian dan atau program studi. Kegiatan Universitas Gadjah Mada
dituangkan dalam bentuk Tri Dharma Perguruan Tinggi yang terdiri atas
Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.
Meskipun mendapat
julukan sebagai universitas ndeso, banyak sudah orang yang tahu.
Tetapi, apa cita-cita UGM, banyak orang yang belum kenal, termasuk
sebagian besar mahasiswa UGM. Tidak heran kalau beberapa dosen UGM
berpendapat bahwa cita-cita UGM perlu dipublikasikan secara luas.
Ada
sumber yang sah dan pasti untuk melihat cita-cita UGM, yaitu Statuta
UGM. Statuta UGM ini diakui dan dihormati oleh pemerintah. Buktinya, ia
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 37 tahun 1950. Salah satu
pasalnya, yaitu Pasal 3 menyebutkan, cita-cita UGM adalah untuk: (1)
Membentuk manusia susila yang cakap dan mempunjai keinsjafan
bertanggungjawab tentang kesejahteraan masjarakat Indonesia khususnja
dan dunia umumnya untuk berdiri pribadi dalam mengusahakan ilmu
pengetahuan dan memangku djabatan Negeri atau pekerdjaan masyarakat yang
membutuhkan didikan dan pengajaran berilmu pengetahuan; (2)
Mengusahakan dan memajukan ilmu pengetahuan; dan (3) menjelenggarakan
usaha membangun, memelihara dan mengembangkan hidup karena
kemasyarakatan dan kebudayaan.
Cita-cita
ini, menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.
0440/0/1992, 18 November 1992, diformulasikan menjadi: (1) Membentuk
manusia susila yang cakap, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, serta mempunyai keinsafan bertanggungjawab tentang kesejahteraan
masyarakat Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya, untuk berdiri
pribadi dalam mengusahakan ilmu pengetahuan maupun dalam memangku
jabatan negeri atau pekerjaan masyarakat yang membutuhkan pendidikan dan
pengajaran berilmu pengetahuan; (2) Mengembangkan dan memadukan ilmu
pengetahuan; dan (3) Menyelenggarakan pembangunan, memelihara dan
mengembangkan hidup kemasyarakatan serta kebudayaan.
Lalu,
apa cita-cita mempelajari ilmu pengetahuan di UGM? Menurut Senat UGM,
cita-cita dari mempelajari ilmu pengetahuan di UGM adalah: (1)
Menginginkan mencapai kenyataan dalam obyektivanya dari kebenaran bagi
pengetahuan yang dapat diperoleh manusia tentang kenyataaan itu; (2)
Menginginkan terlaksananya dan terpeliharanya atribut mutlak dari pada
Universitas, ialah kebebasan akademis bagi seluruh universitas dan
kebebasan mimbar bagi setiap dosen; dan (3) Menginginkan penyelidikan
ilmu pengetahuan, usaha ilmu pengetahuan dan hasil ilmiah yang beradab
dan teleologism guna keadaban, kemanfaatan dan kebahagiaan kemanusiaan.
Semua
cita-cita tersebut di atas dirasakan belum cukup oleh Senat UGM. Karena
itu Senat UGM menetapkan lagi cita-cita khusus untuk mahasiswa, yaitu
untuk membentuk: (1) orang yang berjiwa bangsa Indonesia; (2) orang yang
berbudaya Indonesia; (3) orang yang mempunyai dasar dan kenyataan hidup
yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, berperikemanusiaan yang adil dan
beradab dan demokratis; (4) orang yang mempunyai kecakapan dan kesiapan
untuk menunaikan pertanggungan-jawabnya terhadap pembangunan,
pemeliharaan dan perkembangan kebudayaan dan hidup kemasyarakatan, agar
tercapai kebahagiaan dan kesejahteraan bangsa dan negara khususnya dan
dunia pada umumnya.
Selain
cita-cita khusus untuk mahasiswa, Senat UGM juga merumuskan cita-cita
untuk Rektor,UGM, para dosen dan asisten dosen UGM, para mahasiswa UGM
serta para alumni UGM. Cita-cita tersebut adalah:
- setia kepada kemanusiaan,
- setia kepada kenyataan,
- setia kepada ilmu pengetahuan,
- setia kepada bangsa dan masyarakat, dan
- setia kepada Negara Republik Indonesia
Melihat
begitu mulianya cita-cita UGM, tentu timbul pertanyaan, apasih vang
mendasari lahirnya cita-cita tersebut'? Jawabnya, ada di Statuta UGM,
baik yang lama maupun yang baru. 1)alam Statuta yang baru, yang
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, 1 8 November 1992,
tersirat bahwa yang mendasari cita-cita tersebut adalah bawaan Pancasila
dan Kebudayaan Indonesia. Keduanya diwujudkan dalam Dasar Kerokhanian,
Dasar Nasional, Dasar Demokrasi, Dasar Kemasyarakatan dan Dasar
Kekeluargaan, Dasar kerokhanian, yang mencakup Dasar Ketuhanan Yang Maha
Esa dan Dasar Kemanusiaan dijelmakan dalam bentuk-bentuk antara lain:
- Memberikan pelajaran yang bersifal dasar dan pengetahuan umum untuk memberi dasar dan keinsafan akan pendirian hidup yang luas dan kepada mahasiswa, dan
- Menentukan syarat utama untuk menjadi dosen berupa tanggungjawab moral
Dasar Nasional dijelmakan dalam bentuk antara lain :
- Memperoleh pengertian iImiah dari Pancasila dan Kebudayaan Indonesia, melakukan upaya penerapannya secara tepat dan baik, bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, rakyat, masyarakat dan negara; dan
- Memperoleh hasil ilmiah dan melakukan usaha penggunaannya, yang termasuk dalam tugas Universitas untuk perkembangan kebangsaan dan perkembangan rakyat.
Dasar Demokrasi dijelmakan dalam bentuk antara lain :
- Penerimaan mahasiswa yang bebas dan leluasa, dengan mengingat batas yang layak bagi penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran yang baik; dan
- Susunan alat-alat perlengkapan universitas atas dasar pembagian fungsi
Dasar Kemasyarakatan dijelmakan dalam bentuk-bentuk antara lain:
- Tugas sosial dengan ikut serta menyelenggarakan usaha membangun, memelihara, dan mengembangkan hidup kemasyarakatan dan kebudayaan, sebagai penunjuk jalan, penggalang, pengasuh dan hati nurani masyarakat; dan
- Mempunyai dan menyelenggarakan sistem dan susunan pelajaran yang ditujukan untuk mendidik tenaga ahli yang memenuhi kebutuhan masyarakat dan negara.
Dasar Kekeluargaan dijelmakan dalam bentuk-bentuk antara lain:
- Kekeluargaan yang hakekatnya mengandung kepentingan bersama, kerja sama, dan bentu membantu yang sesuai dengan minat, kecakapan dan kedudukan, yang kesemuanya itu mengandung sikap harga-menghargai, kebebasan, dan kehendak serta itikad baik antara yang satu dengan lainnya; dan
- Pembentukan badan-badan kekeluargaan di Universitas bagi warga Universitas, guna memelihara kepentingan dan tata-tertib dalam keluarga Universitas.
Mungkin
sekarang kekuatan cita-cita UGM tersebut di atas belum besar di
kalangan sivitas akademika UGM. Tetapi, kekuatan itu akan terus
berkembang dan meningkat (Sumber: Bukti Kenangan Seperempat Abad
Universitas Gadjah Mada dan Statuta Universitas Gadjah Mada).
B. Upaya yang dilakukan oleh Universitas Gadjah Mada dalam menghadapi tantangan pendidikan yang ada.
Pada
saat berdirinya, menurut Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 1949, UGM
memiliki enam fakultas, yaitu: (1) Fakultas Teknik (di dalamnya termasuk
Akademi Ilmu Ukur dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Ilmu Alam dan Ilmu
Pasti) ; (2) Fakultas Kedokteran di dalamnya termasuk bagian Farmasi,
bagian Kedokteran Gigi dan Akademi Pendidikan Guru bagian Kimia dan limu
Hayat; (3) Fakultas Pertanian di dalamya ada Akademi Pertanian dan
Kehutanan; (4) Fakultas Kedokteran Hewan; (5) Fakultas Hukum di dalamnya
ada Akademi Keahlian Hukum, Keahlian Ekonomi dan Notariat, Akademi Ilmu
Politik dan Akademi Pendidikan Guru Bagian Tatanegara, Ekonomi dan
Sosiologi; dan (6) Fakultas Sastra dan Filsafat di dalamnya ada Akademi
Pendidikan Guru bagian Sastra.
Pada
saat peresmian berdirinya UGM, Prof. Dr. M. Sardi . ito ditetapkan
sebagai Presiden UGM. Pada saat yang sama juga ditetapkan Senat UGM dan
Dewan Kurator UGM. Mengenai yang terakhir ini, kepengurusannya terdiri
dari ketua (Ketua Kehormatan adalah Sultan Hamengku Buwono IX, sedangkan
Ketua adalah Sri Paku Alam VIII, wakil ketua dan anggota. Ini
menimbulkan pendapat bahwa ketika UGM lahir, ia memang telah siap untuk
meneruskan perjuangan, yaitu meningkatkan martabat manusia Indonesia.
Dari
rentetan riwayat perjuangan mendirikan UGM di atas, tidak berlebihan
rasanya bila disimpulkan bahwa pendirian UGM adalah usaha untuk
meneruskan perjuangan. Ini perlu menjadi pegangan bagi seluruh sivitas
akademika UGM. Disamping itu juga banyak sekali usaha-usaha yang
dilakukan oleh UGM dalam menghadapi tantangan-tantangan pendidikan
termasuk kemajuan ilmu pengetahuan dan berkembanganya ilmu pengetahuan.
Pada tahun 1952
Fakultas Hukum, Sosial dan Politik ditambah dengan bagian ekonomi
sehingga menjadi Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik HESP). Pada
bulan September 1952 Fakultas Pertanian ditambah dengan Bagian Kehutanan, sehingga menjadi Fakultas Pertanian dan Kehutanan.
· Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dan Fakultas Farmasi.
· Bagian Bakaloreat Biologi Fakultas Kedokteran, Kedokteran Gigi, dan Farmasi menjadi Fakultas Biologi.
· Fakultas
Hukum, Ekonomi, Sosial dan Politik dipecah menjadi tiga fakultas,
yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Fakultas Sosial dan Politik.
· Fakultas
Sastra, Pedagogik dan Filsafat dipecah menjadi tiga fakultas, yaitu:
Fakultas Sastra dan Kebudayaan, Fakultas Ilmu Pendidikan dan Fakulas
Filsafat.
· Tingkat
pengajaran Bakaloreat Ilmu Pasti dan Bakaloreat Ilmu Alam pada Bagian
Sipil Fakultas Teknik dijadikan Fakultas Ilmu Pasti dan Alam.
· Fakultas Ilmu Pendidikan mempunyai dua bagian yaitu Bagian Pendidikan dan Bagian Pendidikan Jasmani.
· Fakultas Kedokteran Hewan diuubah namanya menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Pada tahun 1960 Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi dipisahkan menjadi Fakultas Kedokteran dan Fakultas Kedokteran Gigi. Pada tahun 1962
Bagian Pendidikan Jasmani dari Fakultas Ilmu Pendidikan ditingkatkan
menjadi Fakultas Pendidikan Jasmani. Fakultas ini diserahkan pada
Departemen Olah Raga pada tahun 1963 dan menjadi Sekolah Tinggi Olah
Raga (STO).
Untuk
memberikan pendidikan umum yang kuat bagi semua Fakultas, didirikan
pula Fakultas Umum, dan digabungkan dengan Fakultas Filsafat menjadi
Gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Pada tahun 1961 Fakultas
Filsafat dibubarkan dan pada tahun 1962 Fakultas Umum juga dibubarkan.
Sebagai penggantinya tahun 1963 didirikan Biro Penyelenggara
Kuliah-Kuliah khusus untuk melaksanakan tugas yang semula menjadi tugas
gabungan Fakultas Umum dan Fakultas Filsafat. Namun pada tanggal 18 Agustus 1967
Fakultas Filsafat didirikan kembali dan pada tahun 1969 Biro
Penyelenggara Kuliah-Kuliah khusus dimasukkan dalam Fakultas Filsafat
sebagai Biro Penyelenggara Kuliah-Kuliah Agama.
Pada tahun 1963
Bagian Kehutanan Fakultas Pertanian ditingkatkan menjadi Fakultas
Kehutanan, seksi teknologi dan seksi kultur teknik menjadi Fakultas
Teknologi Pertanian. Pada tahun itu pula Jurusan Geografi pada Fakultas
Sastra dan Kebudayaan ditingkatkan menjadi Fakultas Geografi.
Jurusan
Psikologi pada FIP menjadi Bagian Psikologi yang kemudian pada tanggal 8
Januari 1965 menjadi Fakultas Psikologi. Pada tahun 1969
Fakultas yang ke-18 lahir yaitu Fakultas Peternakan yang merupakan
peningkatan Bagian Peternakan Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.
Semenjak tahun 1983
Universitas Gadjah Mada memiliki 18 Fakultas Program Sarjana, dua
Fakulas Program Diploma (Fakultas Non Gelar Ekonomi dan Fakultas Non
Gelar Teknologi) dan satu Fakultas Pascasarjana (Magister dan Doktor).
Awal tahun 1992
terjadi penyederhanaan jumlah fakultas, Fakultas Pascasarjana diubah
menjadi Program Pascasarjana, sedangkan Fakultas Non Gelar Ekonomi
diintegrasikan ke Fakultas Ekonomi dan Fakultas Non Gelar Teknologi
diintegrasikan ke Fakultas Teknik.
C. Prestasi – prestasi Universitas Gadjah Mada :
Universitas
Gajah Mada Yogyakarta meraih peringkat ke 7 dari 100 daftar universitas
terbaik se ASEAN versi Majalah Webomatric edisi Januari 2011. Peringkat
ke 7 sebagai salah satu unversitas terbaik ini meningkat satu tingkat
dari rangking tahun 2010 yang berada di rangking nomor 8 universitas
terbaik se Asean. Sedangkan Universitas Indonesia menduduki rangking 8
dan ITB menempati peringkat ke 15.
"Peringkat
ke 7 universitas terbaik se Asean versi Webomatric edisi Januari 2011
ini juga menunjukkan UGM sebagai universitas terbaik di Indonesia. Untuk
terbaik Indonesia UGM kembali berada di peringkat pertama setelah tiga
tahun sebelumnya juga berada pada posisi teratas," kata Kepala Bidang
Humas dan Keprotokolan UGM, Suryo Baskoro, Jumat, 4 Januari 2011, Baskoro
menyatakan untuk peringkat teratas di Asia Tenggara diduduki oleh
National University of Singapore, peringkat teratas Asia adalah National
Taiwan University, sementara peringkat terbaik dunia dipegang oleh
Massachusetts Institute of Technology.
"Jika
di Asia Tenggara UGM pada peringkat ke 7, maka dalam kawasan Asia, UGM
menempati peringkat ke 69 dan peringkat ke 593 di tingkat dunia,"
ujarnya.
Menurut Baskoro Webometrics adalah lembaga yang berafiliasi dengan Dewan Riset Nasional Spanyol, yang dua kali dalam setahun mengeluarkan daftar peringkat, yakni pada bulan Januari dan Juli. Penghitungan peringkat Webometrics ini didasarkan pada keunggulan dalam publikasi elektronik (e-publication) yang terdapat dalam domain web masing-masing perguruan tinggi.
Menurut Baskoro Webometrics adalah lembaga yang berafiliasi dengan Dewan Riset Nasional Spanyol, yang dua kali dalam setahun mengeluarkan daftar peringkat, yakni pada bulan Januari dan Juli. Penghitungan peringkat Webometrics ini didasarkan pada keunggulan dalam publikasi elektronik (e-publication) yang terdapat dalam domain web masing-masing perguruan tinggi.
"Penilaian
diukur dari empat indikator, yakni size (jumlah halaman publikasi
elektronik yang terdapat dalam domain web perguruan tinggi), visibility
(jumlah halaman lain yang mencantumkan URL domain perguruan tinggi yang
dinilai), rich files (relevansi sumber elektronik dengan kegiatan
akademik dan publikasi perguruan tinggi tersebut), dan scholar (jumlah
publikasi dan sitasi bermutu pada domain perguruan tinggi). Data yang
dikumpulkan diolah dan digunakan untuk memeringkat lebih kurang 12.000
perguruan tinggi dari seluruh dunia," paparnya. Lebih
lanjut Baskoro menyatakan capaian yang telah diraih UGM membuktikan
bahwa publikasi media dinilai sebagai yang paling komprehensif dan
paling kaya di negeri ini.
"Hal ini patut di syukuri UGM sebagai yang terbaik di Indonesia, namun demikian namun peringkat tersebut bukanlah tujuan UGM. Upaya-upaya yang dilakukan UGM untuk meningkatkan kualitas segala aspek kehidupan kampus, sesuai dengan visi UGM," pungkasnya.
"Hal ini patut di syukuri UGM sebagai yang terbaik di Indonesia, namun demikian namun peringkat tersebut bukanlah tujuan UGM. Upaya-upaya yang dilakukan UGM untuk meningkatkan kualitas segala aspek kehidupan kampus, sesuai dengan visi UGM," pungkasnya.
Salah
satu universitas terbaik di Indonesia berhasil menorehkan prestasi
tingkat Internasional. Pada 31 Januari 2012, Webometrics Ranking of
World Universities menobatkan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai
perguruan tinggi dengan situs terbaik di Indonesia. Untuk level Asia
Tenggara, UGM menduduki peringkat kedelapan.
Webometrics
sendiri adalah sebuah lembaga pemeringkatan situs khusus untuk
perguruan tinggi seluruh dunia. Ada dua hal yang menjadi parameter
webometric dalam menentukan peringkat tersebut: popularitas dan isi
situs. Penilaian oleh webometric dilakukan dua kali dalam satu tahun.
Yaitu di periode Januari dan periode Juli. Total situs perguruan tinggi
yang diseleksi oleh webometric sebanyak 20.300 perguruan tinggi di
seluruh dunia.
Selain
UGM, beberapa perguruan tinggi Indonesia yang juga masuk ke dalam Top
South East Asia versi Webometrics adalah Institut Teknologi Bandung
(ITB) peringkat ke-9, Universitas Indonesia (UI) peringkat ke-10,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) peringkat ke-26, dan Institut
Pertanian Bogor (IPB) peringkat ke-27.
Untuk
UGM sendiri, kenaikan peringkat ini sangat membanggakan. "Kenaikan
peringkat UGM menjadi nomor satu di Indonesia, karena situs web UGM di
www.ugm.ac.id berhasil memenuhi penilaian," kata Kepala Bidang Humas,
Wijayanti kepada wartawan di Kantor Humas UGM, Senin (6/2/2012).
Indikator
penilaian itu sendiri, lanjut Wijayanti, ada empat. Yaitu, Size (S),
yakni jumlah halaman publikasi elektronik yang terdapat dalam domain
web. Indikator kedua adalah visibility (V), atau jumlah halaman lain
yang mencantumkan URL domain perguruan tinggi yang bersangkuatan. Rich
Files (RF) menjadi indikator keempat penilaian. RF adalah relevansi
sumber elektronik dengan kegiatan akademik dan publikasi perguruan
tinggi tersebut. Indikator terakhir adalah Scholar (Sc), jumlah
publikasi dan sitasi bermutu pada domain perguruan tinggi.
"Untuk
tahun 2012 ini, dari empat indikator tersebut, peringkat UGM naik,
karena peningkatan visibility dan scholar. Ini karena para mahasiswa UGM
banyak didorong untuk memanfaatkan situs ugm.ac.id untuk
mempublikasikan tulisan-tulisan mereka dan mempopulerkannya di situs
jejaring sosial," kata Wijayanti.
Prestasi
UGM ini tentu sangat membanggakan. Terutama ketika belakangan ini kita
mendengar Menteri Pendidikan, M. Nuh, hendak menelurkan regulasi tentang
kewajiban publikasi karya ilmiah mahasiswa di media online. Di UGM,
tradisi ilmiah tersebut sudah bersemi terlebih dulu.
Universitas
Gadjah Mada telah lama dikenal oleh masyarakat luas sebagai universitas
dengan tradisi yang kuat dalam mengabdi tanpa henti kepada bangsa dan
negara. Pemikiran-pemikiran UGM pun dikenal unggul di kancah dunia dalam
menawarkan solusi berbasis sinergi ilmu pengetahuan mutakhir dengan
kearifan lokal atas barbagai masalah bangsa dan kemanusiaan. Tradisi ini
diwujudkan oleh semua komponen universitas melalui pengembangan
keilmuan yang memegang teguh nilai-nilai ke-Gadjah Mada-an dan
berorientasi kuat pada isu kerakyatan, multikulturalisme, dan wawasan
belajar sepanjang hayat (lifelong learning)
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan gambaran yang telah diuraikan pada bab-bab terdahulu, berikut ini disajikan sejumlah kesimpulan :
1. Sejak awal berdiri sampai sekarang, sebagai Universitas Negeri tertua di Indonesia UGM memiliki peranan yang sangat besar kaitannya dalam bidang pendidikan.
Terbukti banyaknya penghargaan yang diraih baik di tingkat nasional
ataupun internasional serta dengan tingginya kualitas pendidikan ataupun
kuantitas mahasiswa yang ditampung di dalamnya.
2. Banyak
upaya yang telah dilakukan oleh UGM dalam menghadapi tantangan
pendidikan yang ada, diantaranya adalah dengan menambah jurusan-jurusan
ataupun fakultas baru untuk meningkatkan kwalitas pendidikan di UGM itu
sendiri.
B. Saran
1. Kami
berharap dengan adanya karya tulis ini dapat meningkatkan minat para
siswa untuk melanjutkan study ke jenjang perguruan tinggi.
2. Pembaca hendaknya mengambil hikmah setelah membaca dan memahami isi karya tulis ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar